Lakukan Apa Yang Seharusnya Dilakukan, Sisanya Biar Tuhan Yang Selesaikan


Setelah saya menyelesaikan kuliah saya tahun 2012, kemudian saya bermaksud untuk pindah kerja. Awalnya saya pikir prosesnya mudah, bikin surat pengunduran diri, kemudian pamitan, dan selesai sudah. Tapi ternyata tidak sesederhana itu, saya diharuskan bertahan untuk beberapa bulan sampai ada pengganti. Waktu yang ditentukan hampir habis tapi pengganti belum juga dapat, akhirnya saya memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran diri lagi dengan sedikit memaksa. Memaksa disini hanya dalam batasan suka atau tidak suka saya tetap mengundurkan diri. Karena aturan main tentang tenggat waktu yang disyaratkan sudah saya ikuti.

Awal Juni 2012 saya resmi bergabung dengan Bintang Mandiri Finance, perusahaan yang bergerak dibidang sewa guna usaha atau yang akrab disebut dengan leasing. Di perusahaan tersebut saya bekerja sebagai IT Support. Selama bulan Juni 2012, saya dan dua teman baru diinstruksikan untuk keliling kantor cabang di pulau Jawa. Sangat menyenangkan bisa keliling Jawa tanpa mengeluarkan biaya dan justru digaji. Selain itu juga banyak ilmu baru yang didapat karena harus berhadapan langsung dengan masalah-malasah user di setiap kantor cabang. Bulan Juni selesai dan pada bulan Juli saya ditunjuk untuk menjadi PIC IT Regional Jawa Barat, pada waktu itu saya berkantor di kantor cabang Bandung. Satu bulan penuh di Regional Jawa Barat saya harus keliling kantor cabang se-Jawa Barat, dan di sinilah awal dari dilema pekerjaan yang saya kerjakan.

Kalau dibilang enjoy ya cukup enjoy, kalau dibilang cukup beresiko ya memang beresiko. Enjoynya kenapa? Enjoynya ya saya bisa keliling Jawa Barat dengan biaya dari kantor. Dan beresikonya adalah ketika saya harus keliling kantor cabang, saya hanya diberi uang transport dan diharuskan naik kendaraan umum hingga sampai di kantor-kantor cabang. Dengan resiko di jalan yang sebegitu besar, kantor pun belum mengeluarkan surat perjanjian penanggungan kesehatan yang jelas untuk karyawan barunya. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di jalan ketika saya keliling kantor cabang siapa yang akan tanggung? Apabila saya dirampok, atau apabila saya kemalaman di jalan dan sudah tidak ada kendaraan umum lagi bagaimana? Hal-hal semacam itu yang akhirnya membuat saya dilema.

Pada akhir Juli 2012, ketika itu saya diperjalanan menuju Garut, saya ditelpon oleh pihak Panin Bank. Setelah Bulan Mei dulu saya diinterview baru akhir Juli saya ditelpon lagi untuk final interview. Dulu awalnya saya berpikir bahwa saya sudah gagal di Panin Bank, tapi entah karena skenario Tuhan memang begitu atau apalah itu namanya tiba-tiba diperjalanan selepas magrib itu saya ditelpon dan diminta untuk final interview di Panin Bank. Saat itu saya tidak bisa langsung memutuskan tanggal berapa saya bisa datang ke Panin Bank, saya minta waktu sampai besoknya baru akan saya kasih konfirmasi.

Semalam-malaman saya berpikir, akan saya ambil tantangan baru di Panin Bank ini atau saya bertahan di perusahaan tempat saya kerja waktu itu. Saya tanya teman yang sudah bekerja di banking, saya tanya orang tua, saya juga tanya ke beberapa teman lainnya. Sebelum saya bertanya kepada mereka pastinya saya sudah berdoa, tanya kepada Tuhan. Kenapa saya kemudian tanya lagi kepada orang-orang tersebut karena saya beranggapan bahwa jawaban Tuhan bukan langsung keluar dari mulut Tuhan, tapi bisa melalui salah satu dari mereka yang saya tanya.

Kali ini saya setuju dengan arahan orang tua, orang tua saya lebih suka saya kerja di dalam kantor dari pada saya harus keliling-keliling kantor cabang. Saya menyetujuinya bukan karena mereka orang tua saya, tetapi dengan berbagai pertimbangan juga. Keliling kantor cabang memang sangat menyenangkan, bisa bekerja sambil jalan-jalan. Tetapi resiko di jalan lebih besar dibandingkan resiko jika hanya bekerja di dalam kantor. Saya percaya adanya Tuhan, saya yakin Tuhan akan lindungi saya dimanapun saya berada. Tetapi percaya saja saya rasa tidak cukup. Saya merasa kita juga harus berperan untuk menjaga keselamatan kita. Saya tidak mau mencobai Tuhan dengan terus bertahan di perusahaan itu tanpa ada jaminan kesehatan yang jelas. Apa iya saya harus beranggapan bahwa ketika saya masih selamat setelah melakukan perjalanan keliling cabang itu berarti Tuhan sayang sama saya, dan apakah ketika saya mengalami kecelakaan atau tindak kejahatan kemudian tidak ada yang menanggung kesehatan saya apa mungkin waktu itu Tuhan  sedang tidak sayang sama saya? Dengan tanggungan kesehatan yang tidak jelas seperti di perusahaan saya dulu itu, saya rasa cukup beralasan apabila akhirnya saya pindah ke perusahaan lain. Di perusahaan lain pasti akan banyak hal baru, teman baru, lingkungan baru, kerjaan baru. Yang jelas, pemahaman saya tetap sama dengan pemahaman sebelumnya, yaitu lakukan apa yang seharusnya dilakukan, bila itu belum cukup biar sisanya Tuhan yang selesaikan.

08 Agustus 2012 saya kemudian resmi bergabung dengan Panin Bank, office center. Sebuah perusahaan yang tidak pernah ada dalam bayangan saya, justru saya bisa bekerja di dalamnya. Di bank itu saya tidak lagi di bidang IT tetapi di Biro Umum dan Personalia, sontak semua pelajaran kuliah dulu hampir tidak terpakai sama sekali, pekerjaan saya berputar 180 derajat dari pekerjaan di perusahaan sebelumnya. Saya harus belajar ulang, bekerjasama dengan teman-teman baru, dan adaptasi dengan lingkungan baru lagi.

Awalnya saya sedikit bimbang, apakah saya mampu dengan pekerjaan dan tanggung jawab baru saya diperusahaan baru ini? Semua ini hal baru yang belum pernah saya hadapi. Modal saya waktu itu yang penting mau untuk belajar dan cepat adaptasi. Saya selalu berusaha mengerjakan pekerjaan saya sesuai dengan ketentuan, dikerjakan sesuai dengan apa yang harus saya kerjakan. Meskipun pada akhirnya masih kurang memuaskan juga ya biar kurangnya Tuhan yang selesaikan. Bukan berarti saya kemudian menyerahkan tanggung jawab kepada Tuhan, tetapi paling tidak saya sudah berusaha sekuat apa yang mampu saya usahakan. Dan yang saya yakini adalah bahwa Tuhan senang dengan orang yang masih mau berusaha. Bukan yang sekedar diam dan berulang-ulang minta belas kasihan Tuhan.

 

TUHAN memberkati.

About bayyudwisusanto


5 responses to “Lakukan Apa Yang Seharusnya Dilakukan, Sisanya Biar Tuhan Yang Selesaikan

Tinggalkan komentar